"Burning books are highly symbolic. When you destroy a book you are destroying your enemy and your enemy's beliefs."
- Rebeccca Knuth, writer
Pembakaran sebuah buku bukanlah sesuatu yang bias diremehkan. Moral sebuah bangsa atau suatu kelompok tertentu bahkan bisa hancur akibat adanya pembakaran buku. Bermacam-macam factor menjadi motif dari peristiwa tersebebut, seperti moral, politik hingga masalah agama. Berikut tujuh peristiwa yang cukup terkenal dalam sejarah pembakaran buku yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia:
Jewish sacred text of Talmud, France (1240)
Sumber: wikimedia.org
Pada 1240, kitab suci umat Yahudi yaitu Talmud dibawa ke pengadilan di Paris, Prancis oleh Louis IX (akhirnya menjadi St Louis pada 1297. Talmud dituduh menyerang masyarakat Kristiani saat itu, dan kitab ini akhirnya dinyatakan bersalah. Sejumlah 24 gerobak yang berisi tumpukan scroll adalah hasil pencarian seluruh kitab Talmud di Paris, yang akhirnya dibakar habis tanpa sisa.
First Braille books, *France (1842)
Sumber: aisquared.com
Diciptakannya huruf Braille bagi kaum tunanetra dipuji sebagai salah satu penemuan paling penting, namun tampaknya tidak semua orang menerima fakta ini. Pierre-Armand Dufau, tidak setuju dengan buku pertama Braille yang diciptakan oleh Louis Braille. Ia takut jika guru-guru yang memiliki penglihatan normal tidak akan dibutuhkan lagi oleh para murid tunanetra, karena mereka berhasil membaca melalui huruf Braille. Sejumlah 73 buku Braille dibakar di Institute for Blind Youth, namun akhirnya metode Braille tetap saja digunakan.
The beginning of Nazi's regime, Germany (1933)
Sumber: ushmm.org
Puluhan ribu orang berkumpul di Berlin untuk menjadi saksi pembakaran buku paling bersejarah yang dilakukan oleh Nazi. Sekitar 25.000 buku dari penulis seperti Heinrich Mann, Bertolt Brecht, Karl Marx, Ernest Hemmingway, Jack London dan Thomas Mann dibakar habis dengan tujuan untuk mengeluarkan ideologi yang bukan milik Jerman dari Negara tersebut. Sauberung, adalah nama kelompok dari Nazi German Student Association yang memimpin peristiwa ini. Pembakaran buku yang terjadi pada 10 Mei 1933 tersebut merupakan titik awal dari rezi kejam Nazi yang dipimpin Adolf Hitler.
Biggest book burning in history, Sarajevo (1992)
Sumber: virtualtourist.com
Pembakaran buku terbesar terjadi di Bosnia, ketika konflik antara Bosnia dan Serbia sedang berada di puncaknya. 17 Mei 1992, tentara Serbia membakar Oriental Institute di Sarajevo. Lebih dari lima ribu manuskrip yang berisi sejarah Bosnia yang tercatat sejak zaman pertengahan ikut terbakar di dalamnya. Tiga bulan kemudian, Serbia menyerang perpustakaan kampus-kampus dan perpustakaan nasional di Sarajevo. Dua hari setelah penyerangan yang terjadi pada 25 Agustus 1992 tersebut, perpustakaan yang berisi 1,2 juta buku hancur berkeping-keping.
The erotic poems of Abu Nuwas, Egypt (2001)
Sumber: amazon.com
Kecerdasan seorang Abu Nuwas sebagai seorang pujangga hebat telah terkenal dimana-mana. Namun fantasinya dianggap berlebihan oleh kalangan Islam fundamental, dan hal ini memicu protes keras. Karya Abu Nuwas dari abad ke-8 banyak membahas tema homoseksual yang erotis, sehingga sebanyak 6.000 karya Abu Nuwas akhirnya dimusnahkan oleh Egyptian Ministry of Culture.
Baby Jesus or Harry Potter?, USA (2001)
Sumber: flickr.com
Hanya sedikit orang yang menyangkal bahwa Harry Potter adalah salah satu novel fiksi terbaik yang pernah ada. Namun gereja-gereja di beberapa Negara bagian di Amerika Serikat sangat menentang keras kehadiran buku karya J.K. Rowling ini, dan menganggap isinya berkaitan dengan satanisme. Harry Potter disejajarkan dengan karya lain yang dianggap berisi konten satanisme, seperti lagu-lagu AC/DC, novel-novel horror milik Stephen Kings hingga novel The Da Vinci Code milik Dan Brown. The Da Vinci Code bahkan sempat dibakar di Italia. Pembakaran novel Harry Potter terus berlanjut selama beberapa tahun dan terjadi di berbagai tempat.
USA troops fatal error, Afghanistan (2012)
Sumber: spatialorientation.com
Para tahanan milik Amerika Serikat di Bagram Base, Afghanistan seringkali bertukar pesan dengan menggunakan buku atau kitab suci seperti Al Quran. Hal ini mengundang rasa curiga para tentara AS, sehingga 315 buku-buku dan termasuk di dalamnya Al Quran dibakar habis untuk menghentikan proses pertukaran pesan ini. Tentara AS menyadari adanya kesalahan dalam hal ini, bahkan sempat berusaha menghentikan pembakaran tersebut. Namun usaha mereka cukup terlambat, karena beberapa buku telah terbakar habis. Pembakaran Al Quran ini mengundang protes dan mengakibatkan tewasnya 23 warga Afghanistan.
0 komentar :
Posting Komentar